Contributors

Fenomena Tidur Berjalan

 Fenomena Tidur Berjalan - Ada sebagian besar orang yang katanya bisa tidur sambil berjalan. Mungkin anda juga pernah mendengar atau mungkin ada orang di sekitar anda yang juga pernah mengalaminya. Mereka melakukannya tanpa sadar. Apakah Berbahaya tidur sambil berjalan?

Tidur berjalan atau istilah asingnya sleepwalking, atau dalam istilah medis disebut somnabulisme. Tidur sambil berjalan lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang yang sudah dewasa. Pada dasarnya, Mereka yang mengalami fenomena unik ini terbangun pada fase non-REM atau fase tidur paling dalam tanpa mimpi, yang pada umumnya terjadi pada dua jam pertama setelah tertidur. Berdasarkan penelitian para ahli, penyebab dari fenomena tidur berjalan ini adalah karena adanya kerusakan gen pada kromosom, tepatnya kromosom 20. Karena hal ini terkait faktor genetik, maka gangguan tidur berjalan ini diperkirakan bersifat keturunan. Biasanya orang yang mengalami gangguan ini, juga memiliki salah satu anggota keluarga yang juga mengalami hal yang sama.

Orang yang mengalami tidur berjalan, dapat melakukan banyak hal hal yang tak terduga, sehingga memiliki kemungkinan  membahayakan diri sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Contohnya, seperti keluar dari rumah, kemudian menyeberang ke jalan raya. Untuk mengatasi hal ini, dianjurkan jangan membangunkan orang yang sedang mengalami tidur sambil berjalan, karena kadang mereka akan sulit dibangunkan, dan akan menjadi kebingungan bahkan ketakutan setelah terbangun nantinya. Saat  sadar, para penderita dari fenomena gangguan tidur ini, tidak akan mengingat apa yang telah dilakukannya ketika melakukan tidur berjalan. Kita sebaiknya menuntun mereka kembali ke tempat tidur, agar mereka kembali tidur dengan baik.

 Di Indonesia, kasus tidur berjalan tidak sebanyak jumlahnya di luar negeri, sehingga fasilitas dan peralatan seperti EEG (Electroencephalography) khusus untuk tidur berjalan seperti di luar negri juga belum tersedia.

Kondisi - kondisi yang dapat memicu terjadinya tidur berjalan antara lain adalah kelelahan, stres, demam, atau adanya maksud terpendam ketika terjaga, yang terbawa sampai dalam mimpi (acting out dream). Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa memicu proses tidur berjalan, diantaranya minuman beralkohol, obat antibiotik, antihistamin, dan zat sedatif. Gangguan tidur ini pada dasarnya tidak berbahaya, jika Si penderita tidak melakukan hal-hal yang berbahaya dalam tidurnya. Tidur berjalan sifatnya tidak permanen alias sementara. Jika gejala ini terus berlanjut, maka disarankan Si penderita berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat, karena fenomena tidur berjalan juga dapat menjadi sebuah indikasi, bahwa seseorang menderita penyakit epilepsi.

0 comments:

Post a Comment